AKTIFKAN RBT

AKTIFKAN RBT

GENERASI BIRU SLANK


Singkat cerita, film musikal ini mengisahkan pertemuan Slank dengan tokoh-tokoh yang memiliki trauma terhadap kekerasan, politik, dan drugs. Tipikal Slank banget kan?
Beragam cerita dari tiap personilnya berkumpul menjadi satu dan berujung pada Pulau Biru, pulau tanpa kekerasan dan ancaman yang penuh dengan kedamaian. Mulai dari petemuan tokoh Bimbim dengan seorang anak kecil yang selalu sembunyi di bawah meja akibat trauma melihat orang tuanya diculik saat ia bermain di bawah meja. :o

Ada juga karakter Kaka yang bertemu dengan Kupu-Kupu Liar (Nadine Chandrawinata) yang terlibat drugs. Ivan dan Ridho yang bertemu tokoh manusia binatang yang berlaku seperti binatang karena pernah mengalami kekerasan dihajar layaknya binatang. :t

Pertemuan Abdee dengan para ibu yang kehilangan anak-anaknya yang diculik di masa reformasi melengkapi beragamnya cerita di film tersebut. Pada akhirnya Slank berusaha melawan berbagai bentuk kekerasan yang menyebabkan trauma-trauma tersebut.

So, apa yang menarik dari film ini?
Pernah ngeliat Slank manggung? Nah, kira-kira seperti itulah penggambaran menariknya film ini. Makanya, menonton film ini seperti memasuki panggung Slank. Sebuah campur aduk berbagai budaya populer. :L

Contohnya aja, kayak ngelihat anak gunung kidul dengan potongan rambut cepak tulisan peace, grafiti gerejani ala Slankers di Kupang dan Timor-Timur, grafiti ungkapan muslim ala Slankers Malang. Campuran ekspresi diri dan kostum yang merepresentasikan dunia anak-anak muda yang kehilangan tempat komunikasi.

Di film ini, Garin dkk berusaha untuk nggak memasukkan aspek-aspek rumit yang akhirnya justru ngebikin film ini terlihat sangat setting-an banget. Apalagi untuk grup band sekelas Slank, nggak gampang.

“Urusan syuting, nggak jadi masalah. Kami menghabiskan kurang lebih 2 minggu cuma buat take musikalnya. Selebihnya untuk tambahan sisi dokumenter, justru itu yang lama. Selama 6 bulan ngikutin tur Slank keliling kota dan daerah,” ujar Garin. Akting ala rockstar! :D

Nggak perlu pake reading apalagi musti pendalaman karakter. Secara ini adalah film musikal dan jelas yang dibahas adalah Slank, nggak ada tuh proses yang begitu-begituan.
Jadi, Generasi Biru itu penggambaran Slank banget yah?

Yap, bener banget. Bahkan untuk menggambarkan seberapa slankers-nya film ini, Garin. dipaksa harus mengerti betul karakter Slank dengan lingkungan sekitarnya, wajah para penari pendukungnya, kostum yang mentereng ala slankers, dan gimana merakyatnya mereka dibawah bendera Slank.

Makanya, nggak pelak Garin juga membutuhkan tim khusus yang ikut membantunya merangkum Generasi Biru ini menjadi maksimal dan total. Selain Garin Nugroho, ada juga John De Rantau, Kamila Andinisari, dan Dian Sasmita yang turut serta dalam proses produksi film ini.

Intinya?
Sebisa mungkin, film ini bisa dinikmati dengan mudah oleh semua kalangan, mulai dari atas, menengah sampe yang ke bawah. Syukur-syukur bisa ngasih dampak positif di kehidupan mereka.

Wah, kayaknya makin nggak sabar mau ngeliat ide-ide gila yang dilakuin Kaka Cs di film terbaru mereka nanti. :z :~ :z

sumber : hai-online



Yang da hubungannya...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar